Ketum WI : Keliru Jika Menyebut WI Teroris Atau Wahabi

By Admin

nusakini.com--Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI) Ust Muhammad Zaitun Rasmin menegaskan bahwa isu-isu tentang terorisme dan wahabi yang beberapa kali diisukan atas WI, itu sebuah kekeliruan. Menurutnya, WI berdasar atas pemahaman dan amaliyahnya pada Al Qur’an dan As Sunnah sesuai pemahaman As Salaf Ash-Shalih (Manhaj Ahlussunnah Wal Jamaah).  

“Keliru jika menyebut WI adalah teroris atau wahabi. Bahkan dalam setiap berdakwah, pada da’i kami diwanti-wanti untuk tidak mendakwahkan hal-hal khilafiyah, termasuk qunut, karena ini akan menimbulkan banyak masalah. Masih banyak hal-hal lebih penting yang harus kita lakukan dan perjuangkan,” ujar Ust Zaitun dalam sambutannya pada Muktamar ke-3 Wahdah Islamiyah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Senin (18/07). 

Muktamar diikuti oleh diikuti lebih dari 2.000 peserta yang berasal dari 140 DPD tingkat kabupaten/kota se Indonesia dari tanggal 17-20 Juli 2016  

Ketua Umum Wahdah Islamiyah juga mengapresiasi Menag sebagai pejabat yang tidak menutup diri. “Alhamdulillah, Pak Menag ini sangat kekeluargaan. Beliau membuka diri untuk bertemu dengan banyak kalangan, salah satunya dengan ormas-ormas Islam,” terang Lelaki kelahiran Gorontalo 49 tahun lalu tersebut, disambut pekikan takbir dari 2.000-an aktivis WI  

Muktamar yang mengusung tema: “Mewujudkan Indonesia Damai dan Berperadaban dengan Islam Yang Wasathiyah”, Menag dalam sambutannya mengapresiasi sumbangsih WI pada bangsa ini dalam mencerdaskan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat dibidang da’wah, pendidikan, sosial, kewanitaan, informasi, kesehatan, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Menag juga terkesan dengan tema yang diusung dalam Muktamar 

Dalam pandangan Menag, tema yang diusung setidaknya menunjukan dua hal; Pertama, pernyataan sekaligus komitmen WI, baik secara institusi maupun konstituen untuk mengawal kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai dan berperadaban dalam bingkai NKRI; Kedua, kedamaian dan peradaban di atas, berbasis ajaran Islam yang moderat dan tengah. Artinya, ekstrimitas dengan berbagai variannya, tidak jalan dengan WI. 

Menag melihat, Dakwah Islam Wasthiyah menjadi mega proyek seluruh lapisan bangsa, termasuk WI.  

Dalam kesempatan tersebut, Menag menjelaskan bahwa Masyarakat Indonesia sangat religius, karenanya, agama, mempunyai posisi yang sangat strategis dan terhormat. Bahkan dasar negara Indonesia, merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai keagamaan. (p/ab)